Kala
itu sperti biasa, setelah pulang skolah aku naik mini bus yang setiap harinya
mengantarku untuk pulang pergi menuju tempat sekolahku, namun satu hal yang
rutin aku lihat adalah seorang pemuda
yang sering ku lihat dibus, dia seorang pengamen dengan parang yang pegitu
tampan dan suara yang bisa dibilang lumayan merdu q sangat menikmati
lantunan-lantunan musik yang dia bawakan . tak lupa kepingan ruang receh yang
ku sisakan dari uang jajanku kuberikan
padanya. Hingga suatu hari dia duduk dibangku kosong yang tepat berada
disamping
“boleh kenalan mbak, rian !” seketika itu pula badanku berubah menjadi dingin dan kaku bagai tak bernyawa, jujur aku termasuk golongan anak muda yang kuper q slalu dikekang oleh orang tuaku untuk bermain maupun berteman, bahkan seumur hidupku aku belom pernah mengerti dengan yang namanya CINTA dengan orang asing apalagi golongan seperti pengamen, hidupku slalu dipenuhi dengan kejenuhan, bagaimana tidak ? hari-hariku sangat mudah ditebak, yah,, hanya sekolah, les, les dan les.. hingga akhirnya akupun memberanikan diri untuk membalas jabatan tangannya “claudia” diapun hanya tersenyum sambil meneruskan pembicaraan namun aku hanya bisa menggelengkan kepala atau mengangguk “kamu sering naik bus ini kan? Sekolah disana juga? Wah, asik ya bisa sekolah? Kenapa kamu gak minta antar jemput saja? Kan kamu anak orang kaya?” aku hanya bilang sepatah kata “aku Cuma ingin bisa ngerasain bebas” tiba-tiba dia tertawa nyaring hingga aku menimbulkan sebuah pertanyaan “kenapa? Lucu” dia menjawab disela-sela nada tawanya itu “ aku tau, pasti kamu anak rumahan yang dikekang dan merasa kebebasanmu direnggut, kamu ingin ini itu tapi gak boleh? Iah kan?” aku hanya menganggukan kepala dan tanpa aku sadari bus yang aku tumpangi telah sampai didekat rumahku akupun bergegas turun begitupun dengan dirinya “ belok kiri rumah nomor 45 itu rumahmu kan?” aku bingung kenapa dia bisa tau namun aku hanya berlari kecil menuju rumahku dan terdengar teriakan yang membuat hatiku berdeguk kencang “ ku tunggu besok kamu disini” aku tk tau apa yang terjadi namun aku segera pergi dari situ menuju rumahku.
hari-hari kujalani bersama dengan nya hingga lebih dari 1 bulan, dia menceritakan senang dan susahnya menjadi seorang anak jalanan dan bagaimana bisa merasakan yang namanya kebebasan , dia menyanyikan lagu lagu indah untukku setiap hari hingga suatu hari ia menyatakan cinta padaku .
karna aku merasa senang bersama dia maka aku terima cintanya tanpa memandang siapa dia dan dari mana dia, hingga suatu hari aku diajak dia untuk bolos sekolah, yah,, pertamanya aku memang takut namun aku ingin merasakan kebebasan akhirnya aku meng-iakan ajakannya hingga aku kecanduan untuk bolos dan memilih mengamen bersamanya. Hari hari yang aku jalani kini lebih terasa berwarna karna kehadirannya aku mersakan nyaman dan bahagia yang belom pernah aku rasakan sebelumnya .
“habis dari mana kamu? Malam gini baru pulang” tiba-tiba ayah membetakku ketika aku membuka pintu rumah “aku pengen bebas pah? Aku pengen kaya anak lainnya yang bisa seneng diluar sana? Bisa maen pah, gak Cuma sekolah, les dan belajar, aku bosen pah, aku pengen bebas” “plaaak” ayah menamparku sebelum aku selesai melanjutkan pembicaraanku “kamu ini anak satu-satunya,ayah sendirian yang membesarkan kamu setelah ibumu meninggal ayah ingin yang terbaik buatmu, kebebasan seperti apa yang kamu ingikan? Bermain main dengan anak jalanan yang belom jelas asal usulnya? Iah?” “tapi dia baik pah” sambil menunjuk mataku ayah berbicara sangat keras dihadapanku “dengan mengajak kamu bolo ssekolah? Pulang tenngah malem? Itu yang namanya baik? Iah?”
aku hanya bisa lari menuju kamar sambil menangis belom pernah ayah menamparku namun kali ini ayah benar-benar marah padaku.
saat pengumuman kenaikan kelas q dinyatakan tidak naik klas padahal aku slalu mendapat juara kelas aku dinyatakan tidak lulus karna aku sering telat masuk sekolah dan sering bolos sekolah, hingga akhirnya ayah jatuh sakit dan harus dirawat dirumah sakit, hatiku yang sedang kacau ingin sekali menemui rian namun apa yang aku dapat ? aku melihat rian sedang berciuman dengan wanita lain hatiku sangat hancur, “apa maksudmu? Ternyata selama ini? Kamu jaha, kamu busuk” akupun langsung pergi begitu saja meninggalkan rian dengan wanita yang berpakaian sexy itu, aku menuju kerumah sakit dengan linangan air mata dan langsung memeluk ayah “ayah, maafin claudia, claudia ngaku salah ayah, claudia janji bakalan nurut sama ayah claudia jnji den ayah harus sembuh, claudia nyesel ayah” tiba-tiba ayah langsung mencium tanganku dan langsung aku peluk dia dengan berjuta kasih sayanx.
“boleh kenalan mbak, rian !” seketika itu pula badanku berubah menjadi dingin dan kaku bagai tak bernyawa, jujur aku termasuk golongan anak muda yang kuper q slalu dikekang oleh orang tuaku untuk bermain maupun berteman, bahkan seumur hidupku aku belom pernah mengerti dengan yang namanya CINTA dengan orang asing apalagi golongan seperti pengamen, hidupku slalu dipenuhi dengan kejenuhan, bagaimana tidak ? hari-hariku sangat mudah ditebak, yah,, hanya sekolah, les, les dan les.. hingga akhirnya akupun memberanikan diri untuk membalas jabatan tangannya “claudia” diapun hanya tersenyum sambil meneruskan pembicaraan namun aku hanya bisa menggelengkan kepala atau mengangguk “kamu sering naik bus ini kan? Sekolah disana juga? Wah, asik ya bisa sekolah? Kenapa kamu gak minta antar jemput saja? Kan kamu anak orang kaya?” aku hanya bilang sepatah kata “aku Cuma ingin bisa ngerasain bebas” tiba-tiba dia tertawa nyaring hingga aku menimbulkan sebuah pertanyaan “kenapa? Lucu” dia menjawab disela-sela nada tawanya itu “ aku tau, pasti kamu anak rumahan yang dikekang dan merasa kebebasanmu direnggut, kamu ingin ini itu tapi gak boleh? Iah kan?” aku hanya menganggukan kepala dan tanpa aku sadari bus yang aku tumpangi telah sampai didekat rumahku akupun bergegas turun begitupun dengan dirinya “ belok kiri rumah nomor 45 itu rumahmu kan?” aku bingung kenapa dia bisa tau namun aku hanya berlari kecil menuju rumahku dan terdengar teriakan yang membuat hatiku berdeguk kencang “ ku tunggu besok kamu disini” aku tk tau apa yang terjadi namun aku segera pergi dari situ menuju rumahku.
hari-hari kujalani bersama dengan nya hingga lebih dari 1 bulan, dia menceritakan senang dan susahnya menjadi seorang anak jalanan dan bagaimana bisa merasakan yang namanya kebebasan , dia menyanyikan lagu lagu indah untukku setiap hari hingga suatu hari ia menyatakan cinta padaku .
karna aku merasa senang bersama dia maka aku terima cintanya tanpa memandang siapa dia dan dari mana dia, hingga suatu hari aku diajak dia untuk bolos sekolah, yah,, pertamanya aku memang takut namun aku ingin merasakan kebebasan akhirnya aku meng-iakan ajakannya hingga aku kecanduan untuk bolos dan memilih mengamen bersamanya. Hari hari yang aku jalani kini lebih terasa berwarna karna kehadirannya aku mersakan nyaman dan bahagia yang belom pernah aku rasakan sebelumnya .
“habis dari mana kamu? Malam gini baru pulang” tiba-tiba ayah membetakku ketika aku membuka pintu rumah “aku pengen bebas pah? Aku pengen kaya anak lainnya yang bisa seneng diluar sana? Bisa maen pah, gak Cuma sekolah, les dan belajar, aku bosen pah, aku pengen bebas” “plaaak” ayah menamparku sebelum aku selesai melanjutkan pembicaraanku “kamu ini anak satu-satunya,ayah sendirian yang membesarkan kamu setelah ibumu meninggal ayah ingin yang terbaik buatmu, kebebasan seperti apa yang kamu ingikan? Bermain main dengan anak jalanan yang belom jelas asal usulnya? Iah?” “tapi dia baik pah” sambil menunjuk mataku ayah berbicara sangat keras dihadapanku “dengan mengajak kamu bolo ssekolah? Pulang tenngah malem? Itu yang namanya baik? Iah?”
aku hanya bisa lari menuju kamar sambil menangis belom pernah ayah menamparku namun kali ini ayah benar-benar marah padaku.
saat pengumuman kenaikan kelas q dinyatakan tidak naik klas padahal aku slalu mendapat juara kelas aku dinyatakan tidak lulus karna aku sering telat masuk sekolah dan sering bolos sekolah, hingga akhirnya ayah jatuh sakit dan harus dirawat dirumah sakit, hatiku yang sedang kacau ingin sekali menemui rian namun apa yang aku dapat ? aku melihat rian sedang berciuman dengan wanita lain hatiku sangat hancur, “apa maksudmu? Ternyata selama ini? Kamu jaha, kamu busuk” akupun langsung pergi begitu saja meninggalkan rian dengan wanita yang berpakaian sexy itu, aku menuju kerumah sakit dengan linangan air mata dan langsung memeluk ayah “ayah, maafin claudia, claudia ngaku salah ayah, claudia janji bakalan nurut sama ayah claudia jnji den ayah harus sembuh, claudia nyesel ayah” tiba-tiba ayah langsung mencium tanganku dan langsung aku peluk dia dengan berjuta kasih sayanx.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar